Selasa, 26 Mei 2015

Menyambut Reuni Akbar SMUN 106 Jakarta


Pada tanggal 6 Juni nanti, insya Allah akan diadakan sebuah acara temu kangen antar warga SMUN 106, Jakarta. Atau yang disebut Reuni. Mulai angkatan tahun 1993 – 2014, di Wisma Harjamukti 88, Jl. Putri Tunggal No. 88, Kel. Harjamukti, Cimanggis, Depok.

Wah…kebayang deh berapa orang jumlahnya….

Reuni, pastilah semua sudah paham arti kata itu. Namun terkadang yang menjadi pertanyaan di benak sebagian orang adalah, apa sih gunanya ? Pentingkah ?

Jawabannya pastilah berbeda-beda, tergantung oleh siapa yang menjawabnya. Hehehe….

Kita tidak menutup mata, bahwa sebagian dari kita memiliki latar belakang ekonomi dan sosial yang berbeda-beda. Meskipun di Indonesia tidak mengenal kasta dalam kehidupan bermasyarakat, namun masih banyak dari kita yang membuatnya menjadi berkasta-kasta.

Seberapa sering saya menjumpai pandangan beberapa orang yang menilai tinggi dan rendahnya suatu pekerjaan dan status sosial seseorang. Hingga ada ungkapan, tidak penting tentang apa yang diucapkannya itu benar atau salah, tapi yang penting adalah siapa yang mengucapkan.

Tradisi ini sangat sulit untuk diubah. Kesetaraan kita sebagai manusia tetaplah ditentukan oleh derajat status sosial ekonomi. Itulah kenyataan di masyarakat Indonesia.

Coba saja kita perhatikan, banyak gedung-gedung di Jakarta atau Mall-Mall yang mentereng, selalu membedakan pintu masuknya untuk mobil dan motor. Bahkan yang konyol adalah di beberapa gedung tidak menyediakan lahan parkir untuk motor. Sehingga bagi pemilik kendaraan masyarakat bawah ini harus mencari parkiran di pinggiran jalan yang insya Allah aman.

 Sekalipun disediakan, lahan parkirnya beratapkan langit bebas dan beralaskan seadanya. Berbeda dengan pemilik kendaraan roda empat, yang lahan parkirnya di dalam gedung. Tidak kepanasan dan bila hujan tidak becek.

Kembali kepada acara reuni.

Umumnya yang terjadi dalam suatu ajang reuni adalah…ajang pameran keberhasilan hidup. Meskipun panitia sudah meyakinkan bahwa tujuan utamanya adalah silahturahmi. Menyambung kembali komunikasi yang mungkin telah lama terputus. Tapi tidak bisa dipungkiri salah satu sifat dasar pada diri manusia adalah…ingin dipuji.

Panitia mungkin sudah mengantisipasinya dengan ketentuan syarat kostum pakaian. Tapi apalah arti sebuah pakaian yang seragam namun berbeda tunggangan saat datang ke lokasi. 

Maaf, saya tidak bermaksud mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.

Ajang Reuni pada dasarnya mempunyai maksud yang baik sekali. Namun sayangnya, kebanyakan acara reuni diisi dengan acara ala pesta. Live musik, makanan dan minuman, canda tawa, bergunjing dan sebagainya.

Ayolah kawan, kita sudah dewasa…

Pemikiran dan hati kita haruslah lebih matang. Mengapa kita harus kembali bergaya seperti ABG padahal casing kita sudah masuk kategori Dewasa. Mungkin akan lebih terpanggil insting kedewasaan kita bila dirangsang dengan kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial. Program acara yang langsung menyentuh ke masyarakat. 

Janganlah perlakukan kami seperti ABG…sebab masa itu sudah kami lewati. Mengapa harus melangkah mundur ?

Sekedar saran…

Saya memang rindu dengan teman-teman lama, guru-guru yang sudah berkorban demi masa depan kami. Maka akan sangat bermanfaat sekali bila kita buat program seperti urung rembug. Misalnya Dompet Alumni, yang tujuannya membantu guru-guru kita dulu dan siswa-siswa SMUN 106 baik yang sudah menjadi alumni maupun yang masih berstatus pelajar, bila mereka dalam kesulitan.

Namun saya juga sangat mengapresiasi kerja panitia yang mau bersusah payah menghubungkan kembali komunikasi kami yang terputus sejak SMU dulu. Harapannya, tentu acara ini ada tindak lanjutnya dan tidak hanya sekedar bernostalgia. Izinkan kami berkontribusi untuk masyarakat melalui komunitas alumni SMUN 106 Jakarta, sesuai dengan kapasitas kami, intelektual kedewasaan kami dan pengalaman hidup kami.

Sekali lagi, salam sukses untuk acara reuni ini dan terima kasih untuk seluruh panitia….





Tidak ada komentar:

Posting Komentar