Puri Harmoni 7 (bag. 1)
Saya dan
isteri telah memiliki satu pandangan soal rumah pertama yang kami rencanakan,
dan perumahan Puri Harmoni 7 masuk dalam beberapa kriteria kami. Walaupun tidak
sempurna, kami cukup merasa senang dan bersyukur.
Mungkin memang
seperti kata orang, membeli rumah itu seperti mencari pasangan hidup. Harus ada
jodoh. Hal itulah yang kami rasakan. Awalnya kami tidak melirik daerah
Cileungsi dan sekitarnya dalam radar pencarian kami. Namun ternyata disini kami
merasa menemukan yang kami cari.
Puri Harmoni 7
adalah perumahan subsidi yang memiliki harga terjangkau dengan DP yang ringan.
Seperti yang dijelaskan dalam tulisan sebelumnya, saya membayar booking fee
sebesar 1 juta rupiah dan DP sebesar 15,2 juta rupiah yang saya cicil hingga
7x. Sampai tulisan ini dibuat saya sudah masuk cicilan ke-6. Dan dalam tulisan
ini saya ingin berbagi pengalaman yang telah dilewati selama proses ini
dijalani.
Semoga
berkenan ya…
Setelah
perjalanan kami berburu rumah beberapa waktu lalu, (dalam tulisan lika-liku mencari rumah), akhirnya kami
memilih perumahan Puri Harmoni 7. Lokasi perumahan ini berada di desa
Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
Alasan
dasarnya sederhana, bahwa perumahan ini menawarkan harga yang sangat bersahabat
dengan kami. Ditambah lokasi perumahan yang walau agak sedikit jauh dari tempat
aktivitas bekerja, namun suasananya sesuai dengan harapan kami.
Pak Taufik,
selaku marketing perumahan Puri Harmoni 7, telah menjelaskan beberapa hal yang
berkaitan dengan perumahan dan syarat KPR-nya.
Pak Taufik dan Pak Hendra saat menjelaskan kepada kami |
Pada tanggal
10 Januari 2015, saya dan isteri mendatangi kantor pemasaran Puri Harmoni 7
yang saat itu masih menempati sebuah bangunan toko di pinggir jalan raya
Klapanunggal, sekitar 1 KM dari lokasi perumahannya. Tujuan kami adalah untuk menyerahkan
bukti setoran tanda jadi kami yang beberapa hari lalu dibuat oleh Pak Taufik
saat saya menyerahkan uang booking fee dan nantinya akan ditukar dengan
kwitansi pembayaran dari developer, sebagai alat bukti pembayaran yang dianggap
sah.
Selain itu
kami juga akan menerima berkas persyaratan yang diminta dilengkapi oleh
developer untuk kemudian diajukan KPR-nya ke Bank BTN, selaku bank yang
bekerjasama dengan perumahan Puri Harmoni 7.
Saat itu saya
dan isteri cukup terkejut dengan banyaknya orang yang ada disana. Ternyata
mereka juga calon-calon penghuni di Puri Harmoni 7. Sebagian dari mereka telah
menyerahkan berkas-berkas yang diminta untuk pengajuan KPR, serta sebagian yang
lain baru membayar tanda jadinya. Bahkan ada yang baru berkunjung dan masih
melihat-lihat terlebih dahulu perumahannya.
Melihat
banyaknya orang yang terlihat antusias dengan perumahan ini, membuat saya
merasa yakin bahwa ini perumahan yang baik dengan developer yang insya Allah
juga baik. Meskipun hingga saat itu, saya belum meneliti lebih detil tentang
developer Puri Harmoni 7.
Setelah
menunggu antrian beberapa saat, tiba giliran saya dan isteri yang duduk
dihadapan pihak developer. Dengan ramah, wanita muda yang merupakan bagian
pemasaran, menyapa kami. Setelah menyerahkan bukti pembayaran kami, kami
menerima kwitansi pembayaran dari pihak pemasaran yang dianggap sebagai bukti
pembayaran yang sah.
Kemudian staff
developer tersebut memberikan beberapa berkas untuk persyaratan KPR. Ia
menjelaskan beberapa point, terutama berkas yang berkaitan dengan surat belum
pernah memiliki rumah dan surat keterangan bekerja serta pendapatan per
bulannya. Ia menjelaskan bahwa maksimal gaji pokok harus 4 juta rupiah per
bulan dan sudah berstatus karyawan tetap minimal 1 tahun.
Kami diberi
waktu maksimal 14 hari kerja untuk melengkapi semua berkas-berkas KPR.
Setelah
selesai urusan dengan developer, saya mengajak isteri untuk melihat ke lokasi
yang jaraknya sekitar 1 KM dari saat ini kami berada. Awalnya isteri agak
segan, karena hujan yang baru reda membuat jalanan terlihat becek. Namun
setelah saya bujuk akhirnya ia mau melihat ke lokasi perumahannya.
Jujur, saya
kurang mendapatkan ekspresi yang saya harapkan dari isteri saat tiba di lokasi
perumahan. Harapan saya, ia akan menunjukkan ekspresi antusias. Tapi ternyata
agak datar saja responnya. Seperti ada sedikit keraguan dalam wajahnya.
Agar
menenteramkan hatinya, saya memberikan alasan-alasan dan harapan saya dengan
membeli rumah disini kepada isteri.
Saya mengerti apa
yang saat itu dipikirkannya. Yaitu jarak antara rumah yang rencana kami beli
dengan lokasi tempatnya bekerja, lebih jauh dari rumah kontrakan kami saat ini.
Dimana, bila menggunakan motor hanya 30 menit waktu yang dibutuhkan untuk
sampai ke kantornya dari rumah kontrakan kami. Namun bila rumah kami disini,
menurut Google Maps, dibutuhkan sekitar 50 menit sampai 1 jam.
Setelah
melihat dan mengamati sesaat lokasi perumahan, kami pun beranjak pulang. Selama
perjalanan pulang saya agak cemas bila isteri kurang suka dengan perumahan
tersebut. Karena dari awal survey hingga memberikan uang tanda jadi, ia tidak
bisa ikut. Dan menyerahkan keputusannya kepada saya.
lokasi perumahan yang masih berupa lahan kosong |
Namun ternyata
kecemasan saya berangsur hilang, tatkala isteri mengatakan bahwa ia cukup terkejut dengan
begitu banyaknya orang-orang yang tertarik dengan perumahan itu. Seperti yang
dilihatnya di kantor pemasaran. Saat kami berbincang-bincang dengan beberapa
calon pembeli di perumahan itu, ternyata banyak juga orang yang membeli rumah di
Puri Harmoni 7, meski lokasi bekerjanya di sekitar Jakarta Selatan dan bahkan ada yang di
Jakarta Barat.
Saya bersyukur
karena akhirnya isteri setuju seratus persen bila kita membeli rumah di
perumahan Puri Harmoni 7. Kami pun mulai melengkapi syarat-syarat yang diminta
untuk pengajuan KPR.
Nanti dilanjut
ya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar