Puri Harmoni 7 (bag.3)
Saat
saya sudah mulai proses untuk pembelian rumah di Puri Harmoni 7, tanpa
disangka, teman dekat saya juga berminat dan akhirnya ikut mengambil unit rumah
Puri Harmoni 7. Kawan saya yang biasa dipanggil Ko Jefri, memilih kavling D5
no. 12, yang ternyata masuk di tahap 2 pembangunannya. Jadi meskipun saya yang
lebih dulu proses, namun untuk jadwal wawancara bank dan serah terima kunci
nantinya Ko Jefri akan lebih dulu.
Wah,
saya jadi lebih bersemangat untuk mengikuti proses ini hingga selesai. Karena
saya akan ada teman untuk saling berbagi informasi tentang segala sesuatunya
selama dalam perjalanan proses di perumahan ini.
Luas
tanah yang dipilih Ko Jefri di perumahan ini sekitar 105 m2. Sehingga DP yang harus
dibayarkan lebih dari 32 juta rupiah dan dapat dicicil hingga 7 x.
Kini
kami jadi lebih sering bertemu untuk sekedar berdiskusi tentang PH 7. Kesamaan
kami adalah, ini merupakan rumah pertama dan pengalaman pertama membeli rumah.
Jadi saya merasa tidak sendirian dalam petualangan ini.
Akhirnya
saya dan Ko Jef mulai menyicil DP sesuai yang telah ditentukan oleh pihak
developer.
Selama
masa menyicil saya dan Ko Jef sering berkunjung ke lokasi untuk melihat progres
pembangunan disana. Hampir seminggu sekali kami ke lokasi perumahan. Hingga
kami mulai mengenal beberapa orang dari developer, terutama Pak Pengki. Pak
Pengki adalah salah seorang petugas keamanan di Puri Harmoni 7. Orangnya ramah
dan menyenangkan. Beliau sampai hafal dengan wajah kami karena mungkin
seringnya kami datang. Hehehe….
Dari
Pak Pengki kami mendapat informasi tentang progres pembangunan di PH 7. Hal
yang pertama dilakukan developer, tentu saja membuka jalan akses untuk truk
yang membawa bahan-bahan bangunan.
Bulan
Januari kami melihat jalan di depan kantor pemasaran dan rumah contoh sudah di
beton, namun hanya sekitar 100-an meter saja yang dibeton, sedang sisanya masih
berupa jalan tanah yang masih bergelombang.
Jalan beton yang sudah dibuat |
Jalan beton di depan rumah contoh dan kantor pemasaran |
Setelah
beberapa kali kami datang, kami belum juga melihat para pekerja mulai membangun
unit rumahnya. Masih berupa akses jalan yang dikerjakan dan beberapa bedeng
bangunan yang terbuat dari triplek yang sudah berdiri. Beberapa bahan bambu
memang sudah menumpuk di salah satu sisi kavling blok C namun tanda-tanda untuk
mulai membangun unit rumahnya belum kami lihat. Belum ada tumpukan batako,
semen ataupun pasir.
Saat
itu mulai masuk bulan Februari, kami mulai cemas akan keterlambatan waktu
pembangunan yang nantinya berimbas pada jadwal serah terima tentunya.
Kami
lalu menanyakan kepada Pak Taufik, selaku marketing kami, tentang kapan
pembangunan dimulai ?
Dikarenakan
faktor cuaca yang belum bersahabat, alias hujan deras hampir setiap hari,
menyebabkan pembangunan belum bisa dilaksanakan, demikian jawaban Pak Taufik.
Dan mengenai jadwal serah terima untuk tahap 1 & 2 memang dipastikan
mundur, namun diharapkan tahap selanjutnya tidak.
Yaah,
kami hanya bisa berharap semoga tidak ada kendala selain faktor cuaca. Dan
semoga cuaca di bulan Februari ini mulai bersahabat. Please….
Menjelang
pertengahan Februari 2015, Ko Jef menelepon saya yang mengatakan bahwa ia
mendapat panggilan untuk wawancara hari sabtu nanti. Sebenarnya itu kabar yang
baik, artinya tahap baru dimulai. Namun ia heran, padahal ia baru 2x bayar
cicilan dari 7x kewajibannya.
Saya
katakan padanya bahwa hal itu bukan masalah, karena toh baru wawancara. Kecuali
kalau akan dilakukan akad kredit, maka harus sudah lunas DP yang menjadi
kewajiban kita sebagai pembeli.
Saya
baru bisa bertemu Ko Jef pada hari seninnya, karena sabtu-minggu saya harus
bekerja. Tak sabar rasanya untuk segera bertemu dengannya dan menanyakan
seperti apa proses wawancaranya.
Akhirnya
saat kami bertemu, ia mengatakan bahwa harus membuka rekening bank BTN dan kemudian
pertanyaan-pertanyaan seputar pekerjaan. Dari mulai alamat kantor, berapa lama
kerja disana, berapa gajinya, apa ada pinjaman lain dan seterusnya. Waktu
wawancara katanya hanya beberapa menit saja. Tak sampai 5 menit.
Walah…sebentar
amat ya.
Nyambung lagi ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar