Senin, 25 Mei 2015

Mari Membahas Cinta…

Ada sebagian laki-laki yang mengatakan jika saat ini wanita itu adalah hidupnya…

Ada juga laki-laki yang merasa bahwa wanita itu adalah cinta sejatinya…

Dan ada sebagian laki-laki yang berani mengatakan bahwa apapun yang diminta oleh si wanita, pasti akan dituruti…

Wah..dahsyat kedengarannya ya

Setiap orang…atau mungkin bisa dikatakan…setiap makhluk telah diciptakan oleh Allah SWT secara berpasang-pasangan. Oleh sebab itu, adalah hal yang sangat lazim jika kita sebagai manusia pasti pernah merasakan suka kepada lawan jenisnya. Bahkan mungkin berkali-kali merasa jatuh cinta dengan banyak lawan jenis…hehehe…

Telah banyak definisi tentang kata CINTA…dan saya tidak ingin membahas definisi-definisi dari kata tersebut.

Coba kita perhatikan cuplikan sastra ini…

“Apakah kau sudah menemukan cintamu, Rahman ?” tanya Agung, sahabatnya sejak kecil
Rahman tersenyum mendengar pertanyaan sahabatnya itu. Ia kemudian melompat ke depan. Berdiri di tepian pematang sawah dan menatap wajah Agung.
“Cintaku masih di mega-mega putih sana,” Rahman menunjuk ke langit luas. “Jauh…tak tergapai…”
Kemudian ia kembali menatap Agung dengan tersenyum. Dan katanya, “tapi aku yakin…suatu saat nanti, mega-mega putih itu akan berubah menjadi kelabu dan akhirnya menjadi awan hitam…kemudian turun menjadi air hujan…”
“Dan pada saat itulah kawan…aku akan bertelanjang dada menyambut kehadirannya…”
“Otot ku yang penat oleh penantian yang panjang, akan tersirami olehnya…”

Dari cuplikan karya sastra tersebut, kalian pasti mengerti…the power of love…

Tak peduli jauhnya jarak dan lamanya waktu…ia akan bertahan…karena cinta..

Kemudian, cuplikan selanjutnya..

“Ryan, apakah Rini, isterimu adalah cinta sejatimu ?” tanya Yoga saat ia berkunjung ke rumah Ryan, sahabatnya sejak SMA.
Ryan tersenyum kecil dan katanya, “bukan. Rini bukanlah cinta sejatiku, walaupun saat ini ia isteriku.”
“Yoga, apa kau tahu seperti apa cinta sejati itu ?” Ryan balik bertanya kepada Yoga.
“Ya, yang aku pahami, cinta sejati itu yang dapat membuat kita rela melakukan apa saja untuknya,” jawab Yoga.
Ia melirik ke arah Ryan yang cuma tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
“Menurutmu bagaimana Ryan ?”
“Cinta sejatiku seperti sebuah gelas kristal…” kata Ryan kalem.
Yoga mengerutkan keningnya mendengar jawaban itu dan bertanya, “maksudmu ?”
“Ya seperti kataku. Cinta sejatiku seperti sebuah gelas kristal…indah namun rapuh. Aku menyukai keindahannya, tapi aku takut bila tanpa sadar aku memegangnya dengan kasar, maka ia akan pecah dan melukai tanganku.”
Ryan diam sejenak. Ia memandang ke arah Yoga yang sepertinya belum mengerti.
“Begini Yoga, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi saat kita menyatakan cinta pada wanita,” kata Ryan melanjutkan. “Yaitu diterima atau ditolak.”
“Dalam hal ini aku siap ditolak oleh wanita manapun, bahkan disakiti atau menyakiti. Tapi…aku tidak siap, bila ditolak oleh cinta sejatiku itu. Apalagi jika nantinya aku menyakitinya baik secara sengaja maupun tidak. Sebab di mata dan hatiku…ia begitu sempurna.”
“Sehingga akhirnya aku putuskan…Cintaku padanya, tidak harus memiliki…cukup rasa itu yang aku bawa hingga nanti. Itulah cinta sejatiku Yoga…dan bukan Rini orangnya…”

Silahkan teman-teman mengambil kesimpulannya….semoga menjadi inspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar