Ada sebagian
laki-laki yang mengatakan jika saat ini wanita itu adalah hidupnya…
Ada juga
laki-laki yang merasa bahwa wanita itu adalah cinta sejatinya…
Dan ada sebagian
laki-laki yang berani mengatakan bahwa apapun yang diminta oleh si wanita,
pasti akan dituruti…
Wah..dahsyat
kedengarannya ya
Setiap orang…atau
mungkin bisa dikatakan…setiap makhluk telah diciptakan oleh Allah SWT secara
berpasang-pasangan. Oleh sebab itu, adalah hal yang sangat lazim jika kita
sebagai manusia pasti pernah merasakan suka kepada lawan jenisnya. Bahkan
mungkin berkali-kali merasa jatuh cinta dengan banyak lawan jenis…hehehe…
Telah banyak definisi
tentang kata CINTA…dan saya tidak ingin membahas definisi-definisi dari kata
tersebut.
Coba kita
perhatikan cuplikan sastra ini…
“Apakah kau
sudah menemukan cintamu, Rahman ?” tanya Agung, sahabatnya sejak kecil
Rahman tersenyum
mendengar pertanyaan sahabatnya itu. Ia kemudian melompat ke depan. Berdiri di
tepian pematang sawah dan menatap wajah Agung.
“Cintaku masih
di mega-mega putih sana,” Rahman menunjuk ke langit luas. “Jauh…tak tergapai…”
Kemudian ia
kembali menatap Agung dengan tersenyum. Dan katanya, “tapi aku yakin…suatu saat
nanti, mega-mega putih itu akan berubah menjadi kelabu dan akhirnya menjadi
awan hitam…kemudian turun menjadi air hujan…”
“Dan pada saat
itulah kawan…aku akan bertelanjang dada menyambut kehadirannya…”
“Otot ku yang
penat oleh penantian yang panjang, akan tersirami olehnya…”
Dari cuplikan karya sastra
tersebut, kalian pasti mengerti…the power of love…
Tak peduli
jauhnya jarak dan lamanya waktu…ia akan bertahan…karena cinta..
Kemudian, cuplikan selanjutnya..
“Ryan, apakah
Rini, isterimu adalah cinta sejatimu ?” tanya Yoga saat ia berkunjung ke rumah
Ryan, sahabatnya sejak SMA.
Ryan tersenyum
kecil dan katanya, “bukan. Rini bukanlah cinta sejatiku, walaupun saat ini ia
isteriku.”
“Yoga, apa kau
tahu seperti apa cinta sejati itu ?” Ryan balik bertanya kepada Yoga.
“Ya, yang aku
pahami, cinta sejati itu yang dapat membuat kita rela melakukan apa saja
untuknya,” jawab Yoga.
Ia melirik ke
arah Ryan yang cuma tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
“Menurutmu
bagaimana Ryan ?”
“Cinta sejatiku
seperti sebuah gelas kristal…” kata Ryan kalem.
Yoga mengerutkan
keningnya mendengar jawaban itu dan bertanya, “maksudmu ?”
“Ya seperti
kataku. Cinta sejatiku seperti sebuah gelas kristal…indah namun rapuh. Aku
menyukai keindahannya, tapi aku takut bila tanpa sadar aku memegangnya dengan
kasar, maka ia akan pecah dan melukai tanganku.”
Ryan diam
sejenak. Ia memandang ke arah Yoga yang sepertinya belum mengerti.
“Begini Yoga, hanya
ada dua kemungkinan yang terjadi saat kita menyatakan cinta pada wanita,” kata
Ryan melanjutkan. “Yaitu diterima atau ditolak.”
“Dalam hal ini aku
siap ditolak oleh wanita manapun, bahkan disakiti atau menyakiti. Tapi…aku
tidak siap, bila ditolak oleh cinta sejatiku itu. Apalagi jika nantinya aku
menyakitinya baik secara sengaja maupun tidak. Sebab di mata dan hatiku…ia
begitu sempurna.”
“Sehingga
akhirnya aku putuskan…Cintaku padanya, tidak harus memiliki…cukup rasa itu yang
aku bawa hingga nanti. Itulah cinta sejatiku Yoga…dan bukan Rini orangnya…”
Silahkan
teman-teman mengambil kesimpulannya….semoga menjadi inspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar