PERBURUAN
(bag. 1)
Yang pertama
yaitu Perburuan, berisi tentang
perjalanan kami menemukan rumah idaman kami. Dan, yang kedua yaitu Proses, berisi tentang pengalaman kami
mengikuti proses yang terjadi dalam memiliki rumah setelah kami menemukan rumah
yang kami inginkan.
Semoga bisa
bermanfaat…
Sudah sepuluh
tahun kami menikah, tetapi belum juga memiliki rumah sendiri. Lima tahun
pertama kami masih tidak terlalu khawatir soal itu. Sebab kami masih nyaman
tinggal dirumah orang tua yang saat itu memang cukup besar, sehingga mampu
untuk ditempati 3 keluarga kecil sekalipun. Selain itu kami masih belum PeDe untuk memiliki rumah sendiri dan
orangtua juga menyarankan untuk tinggal bersama dulu sambil mengumpulkan rezeki
untuk membeli rumah. Ya betul juga sih, daripada ngontrak. Jadi demikianlah, kami tinggal seatap dengan orang tua
meski beda lantai. Dilantai atas yang kami tempati sudah ada dapur, ruang
keluarga, KM, KT dan ruang usahaku sendiri, jadi bagaimana kami tidak nyaman….hehehe.
Hingga 5 tahun
kemudian, tepatnya tahun 2010, kami baru merasakan pentingnya untuk segera
mewujudkan keinginan memiliki rumah sendiri. Kami awali dengan mengontrak
sebuah rumah petak yang sederhana di daerah Cibubur. Inilah awal perjalanan keluarga
kami seutuhnya. Kami baru merasakan serunya hidup berkeluarga dengan seorang
isteri dan seorang puteri kecil yang lucu.
Awal tinggal
terpisah dari orang tua, mulai kami serius memikirkan rumah tinggal sendiri.
Kami mulai mendata rumah seperti apa yang kami idamkan. Pertama, kami hanya
butuh 2 atau 3 kamar tidur. 1 atau 2 kamar mandi. Ada ruang keluarga dan ruang
tamu dan dapur yang cukup nyaman untuk isteri berkreasi masakan.
Setelah data
kami sepakati tentang rumah yang kami inginkan, mulailah kami berburu informasi
rumah yang dijual dengan spesifikasi data yang sesuai. Awal searching di internet, kami terkejut
dengan harga jual rumah di Jakarta yang sesuai keinginan kami. Harganya diatas 300 juta. Tentunya harga yang
terlampau tinggi dari bayangan awal kami.
Lalu kami
alihkan pencarian ke lokasi sekitar Depok. Tahun 2010, harga-harga perumahan di
sekitar Depok sepertinya lebih rasional bagi kami. Kamipun mulai melihat ke
lokasi. Kami mulai dari daerah Sawangan, Depok. Disana cukup banyak perumahan
yang kami kunjungi. Ada salah satu perumahan yang sempat kami lirik. Rumah yang
ditawarkan adalah Type 36/72.. Dari
data spesifikasi bangunan, kami menilai cukup baik dengan harga yang
bersahabat. Desain gerbang depan perumahan juga cukup elit bagi kami. Kemudian kami melihat ke kavling yang sedang dipasarkan tersebut. Wow, cukup jauh dari gerbang depan. Karena ini perumahan baru, jadi
kavling paling belakang yang baru dipasarkan. Namun karena kami masih mau
mencari perbandingan terlebih dahulu dengan perumahan-perumahan lainnya, kami
belum melakukan pemesanan rumahnya.
Kemudian kami
melanjutkan ke arah Bogor. Kami sampai di daerah Kalisuren. Disana ada beberapa
perumahan dengan harga yang jauh lebih murah. Dibawah 100 juta. Kami pun masuk
ke dalam perumahan tersebut. Kami sengaja tidak ke kantor pemasaran terlebih
dahulu karena ingin melihat suasana lingkungan. Di dalam perumahan tersebut
ternyata sudah cukup ramai dengan penghuninya. Bahkan banyak yang sudah
direnovasi dari bangunan awal. Bangunan rumah sepertinya lebih sederhana dari
yang kami lihat di Sawangan. Atapnya juga tidak menggunakan baja ringan. Ya
menurut saya, sesuailah dengan harga yang ditawarkan. Setelah melihat
sekeliling perumahan itu, kami pun mencari informasi ke kantor pemasaran.
Ternyata itu memang perumahan murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Yang membeli rumah di perumahan
tersebut kebanyakan orang-orang yang bekerja disektor informal.
Lingkungan
sekitar perumahan di Kalisuren tersebut masih banyak kebun dengan pohon-pohon
yang rindang dan bila malam hari akses menuju perumahan dari arah Depok lumayan
bikin bulu kuduk merinding. Tentu saja hal ini yang membuat isteri agak kurang sreg. Ia khawatir, karena saya bila
pulang kerja bisa di atas jam 10 malam. Dan untuk keluarga besar kami,
sepertinya terlalu jauh bila ingin berkunjung. Meskipun harganya sangat
bersahabat, akhirnya diputuskan untuk tidak memasukkan dalam daftar kami.
Perburuan kami
dihari pertama pun selesai.